Kimia Farma Laboratorium & Klinik

Artikel

Kewaspadaan Kanker Kulit: Mengapa Antioksidan itu Penting?

Selama ini, kita lebih sering mendengar SADARI sebagai metode deteksi dini kanker payudara. Padahal kanker kulit juga merupakan penyakit yang berbahaya bahkan mematikan. Banyak sekali mitos yang keliru beredar di masyarakat sehubungan dengan kanker kulit. Misalnya saja tanda lahir tidak berbahaya dan tidak perlu diperiksakan. Padahal, faktanya ada beberapa jenis bercak atau spot yang merupakan tumor atau kanker kulit. Misalnya bercak kecoklatan di wajah meluas yang disangka flek melasma. Inilah sebabnya, sebaiknya deteksi dini kanker kulit setidaknya dilakukan sebulan sekali. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi adanya lesi kulit mencurigakan sehingga bisa diskrining apakah merupakan lesi kanker atau bukan. Pada prinsipnya, skrining dilakukan mulai dari kepala hingga ujung kaki dan lesi sekecil apapun harus mendapat perhatian.

Setidaknya terdapat tiga jenis kanker kulit yang paling sering terjadi, yaitu:

  1. Karsinoma sel basal, yaitu kanker kulit berasal dari sel lapisan paling dalam epidermis ditandai oleh bercak menimbul pada kulit yang tumbuh lambat tanpa disertai rasa nyeri, permukaan tidak rata dapat membentuk luka ditengahnya dengan tepi mengkilap seperti mutiara;
  2. Karsinoma sel skuamosa, yaitu kanker kulit berasal dari sel bagian tengah dan terluar epidermis yang ditandai adanya benjilan, bercak, luka terutama pada wajah yang tidak kunjung sembuh;
  3. Melanoma maligna, yaitu kanker kulit  berasal dari sel penghasil pigmen kulit yang dikenal dengan melanosit, ditandai dengan adanya bercak kulit baru atau lama yang mengalami perubahan bentuk/ ukuran, terasa gatal, tidak nyeri, dan mudah berdarah. Meskipun melanoma lebih jarang terjadi dibandingkan karsinoma sel basal atau karsinoma sel skuamosa, namun lebih berbahaya.

1. SAKURI sebagai Skrining Kanker Kulit

Terkesan remeh namun mematikan! Penyebab kanker kulit pada dasarnya adalah perubahan genetik dari sel-sel kulit yang dapat dipicu oleh faktor internal (berupa keturunan kanker, kulit putih, memiliki banyak tahi lalat, dan rendahnya imunitas tubuh) dan faktor eksternal (berupa paparan sinar matahari, radioterapi, dan paparan bahan kimia karsinogenik). Untuk skrining atau deteksi dini kanker kulit, kita mengenal metode SAKURI (Pemeriksaan Kulit Sendiri). Caranya cukup mudah, yang perlu disiapkan adalah sebuah cermin besar (untuk melihat keseluruhan tubuh), sebuah cermin kecil (untuk membantu melihat daerah yang sulit dijangkau penglihatan), dan hair dryer/sisir bertangkai. Berikut adalah langkah pemeriksaan yang dilakukan:

  1. Periksa lengan: Angkat kedua lengan dalam posisi siku tertekuk, amati secara langsung lengan bagian dalam, lipat siku, telapak tangan, dan jari-jari. Lihat bayangan lengan bagian luar, siku, punggung tangan, dan sela jari pada cermin besar.
  2. Periksa tubuh depan dan samping: Masih menghadap cermin besar, amati seluruh tubuh bagian depan mulai dari wajah, leher, kedua lengan, dada, perut, kemaluan, paha, dan betis. Angkat kedua lengan setinggi kepala, berputarlah sehingga bagian tubuh sebelah kanan menghadap cermin. Amati seluruh bagian kanan pada cermin mulai dari tangan, lengan atas, lengan bawah, ketiak, batang tubuh, paha, dan betis. Putar tubuh, ulangi pada sisi tubuh kiri.
  3. Periksa bagian belakang tubuh: Putar tubuh sehingga membelakangi cermin besar. Ambil cermin kecil, amati belakang leher, punggung, dan bokong atas, serta bagian belakang lengan atas
  4. Periksa kepala: Gunakan cermin besar dan kecil untuk melihat kulit kepala. Gunakan juga hair dryer dengan pengaturan angin sejuk/ sisir bertangkai untuk menyibak rambut. Pegang hair dryer/sisir bertangkai pada satu tangan dan cermin kecil pada tangan yang berlawanan.
  5. Periksa kaki: Ambil posisi duduk di lantai atau di kursi, angkat kaki kanan, gunakan cermin kecil untuk mengamati area mulai dari selangkangan, lipat lutut, hingga ujung kaki. Ulangi pada kaki kiri. Masih dalam posisi duduk, amati punggung kaki, kuku jari kaki, dan sela jari kaki kanan. Amati pula area telapak kaki dengan menggunakan cermin kecil. Ulangi pemeriksaan pada kaki kiri.

Jika dari pemeriksaan tersebut, ditemukan lesi atau tahi lalat yang mencurigakan ke arah melanoma, dapat dilihat ciri-ciri ABCDE sebagai berikut:

ASIMETRIS  : Bentuk melanoma umumnya tidak beraturan seperti tahi lalat biasa.

BORDER     : Tepi/pinggir melanoma tidak tegas/ samar dengan kulit sekitarnya.

COLOR       : Dalam 1 lesi terdapat berbagai warna (coklat, hitam, abu, merah, biru).

DIAMETER  : Diameternya lebih dari 6 mm.

EVOLUSI     : Terjadi perubahan bentuk, ukuran, permukaan, warna, dan gatal.

Apabila tanda-tanda di atas sesuai dengan hasil pemeriksaan skrining, segeralah datang ke pusat kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sehingga dapat dipastikan apakah lesi tersebut normal/ jinak/ ganas.

 

2. Peran Antioksidan dalam Pencegahan Kanker Kulit

Suplementasi antioksidan telah terbukti secara ilmiah dalam pengendalian dan pencegahan kanker kulit. Antioksidan berperan dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas yang memiliki andil dalam perkembangan kanker. Antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, golongan xanthin, dan selenium merupakan sekian dari banyak contoh antioksidan yang efektif dalam menekan radikal bebas dalam tubuh. Berikut adalah mekanisme peran antioksidan dalam pencegahan kanker kulit:

  • Melindungi Sel dari Kerusakan: sumber radikal bebas dapat berupa paparan sinar ultraviolet, polusi udara, asap rokok, dan faktor lingkungan lainnya. Adapun peran antioksidan dalam hal ini adalah membantu menetralkan proses pembentukan radikal beban, mengurangi stres oksidatif yang dapat merusak DNA sel hingga pada akhirnya dapat menurunkan risiko kerusakan sel.
  • Meningkatkan Respons Imun: antioksidan turut berperan dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam hal mendeteksi dan menghancurkan sel-sel yang mungkin berkembang menjadi kanker, maupun melawan pertumbuhan sel-sel kanker.
  • Mengurangi Peradangan: antioksidan juga memiliki efek anti-inflamasi atau efek anti peradangan. Peradangan kronis yang tidak teratasi dapat berkontribusi pada perkembangan kanker kulit melalui kerusakan sel-sel tubuh.

Pendekatan secara menyeluruh berperan penting dalam pencegahan dini kanker kulit. Perlindungan dari sinar matahari, hidrasi yang cukup, pemeriksaan kulit rutin (sebagai deteksi dini), pola kebiasaan hidup sehat, dan pemenuhan nutrisi/ suplementasi antioksidan merupakan langkah simultan untuk melawan kerusakan sel yang pada akhirnya dapat menurunkan risiko keganasan.

Sumber:
  • Marmur E, D. C, McCarthy J. Skin Cancer: A Comprehensive Overview. In: Dermatology Essentials. 2nd ed. New York: Springer; 2019. p. 150-175.
  • Lichtenstein A, Berthold M. The role of sunlight in skin cancer. Dermatol Clin. 2014;32(2):205-215. doi:10.1016/j.det.2013.11.003.
  • Geller AC, Colditz GA, Emmons K, et al. Skin cancer prevention. J Am Acad Dermatol. 2007;56(1):134-138. doi:10.1016/j.jaad.2006.09.042.
  • Setiawan D, Widiastuti T, Alifia A. Peningkatan Pengetahuan tentang Pemeriksaan Kulit Sendiri untuk Deteksi Dini Kanker Kulit di Masyarakat. J Kesehatan Masyarakat. 2020;14(2):159-165.
  • Rasool N, Murtaza G, Kazi M, et al. The role of antioxidants in skin cancer prevention: A review. Nutrients. 2019;11(6):1325. doi:10.3390/nu11061325.

Syarat dan ketentuan