Artikel
Mengenal Hepatitis A dan Cara Efektif untuk Mencegahnya
- Kimia Farma Laboratorium & Klinik
1. Vaksinasi Hepatitis A
Hepatitis A adalah penyakit infeksi yang menyerang hati, disebabkan oleh virus Hepatitis A (HAV). Virus ini menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi dan kontak langsung dengan orang terinfeksi, terutama di daerah dengan sanitasi yang buruk dan akses terhadap air bersih yang terbatas. Di Indonesia, kasus Hepatitis A masih menjadi tantangan kesehatan yang perlu mendapat perhatian, wabah yang terjadi di beberapa daerah seringkali dipicu oleh rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan, serta keterbatasan akses terhadap air bersih. Sebagai contoh, beberapa tahun terakhir, kejadian luar biasa (KLB) Hepatitis A dilaporkan di wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan sanitasi yang buruk. Kondisi ini menyoroti perlunya peningkatan edukasi, akses vaksinasi, dan perbaikan infrastruktur sanitasi di Indonesia.
Hepatitis A sebenarnya mudah dicegah melalui vaksinasi dan menjaga kebersihan. Artikel ini akan membahas penyebab, cara penularan, pencegahan, dan vaksinasi Hepatitis A agar masyarakat lebih waspada dan mampu melindungi diri serta keluarga dari risiko infeksi.
2. Metode Penularan Hepatitis A
Penularan Hepatitis A terjadi melalui berbagai cara, terutama:
-
- Konsumsi Makanan dan Minuman yang Terkontaminasi; Virus Hepatitis A dapat mencemari makanan atau minuman melalui kontak dengan tangan atau alat yang tidak bersih. Penularan ini sering terjadi di daerah dengan sanitasi buruk, di mana limbah manusia tidak dikelola dengan baik sehingga mencemari sumber air atau bahan makanan.
- Kontak Langsung dengan Penderita; Kontak erat dengan individu yang terinfeksi, seperti anggota keluarga atau pengasuh, menjadi salah satu cara utama penyebaran virus. Penularan sering terjadi karena kebiasaan mencuci tangan yang tidak memadai setelah menggunakan toilet atau sebelum menyiapkan makanan.
- Hubungan Seksual Berisiko; Hubungan seksual, khususnya yang melibatkan kontak oral-anal, dapat menjadi jalur penularan HAV. Pasangan yang memiliki kebiasaan ini tanpa menjaga kebersihan memiliki risiko tinggi tertular.
Masa penularan Hepatitis A paling tinggi terjadi pada pertengahan masa inkubasi atau pada 10 hingga 50 hari sebelum gejala timbul. Selama fase infeksius ini, virus Hepatitis A diekskresikan melalui tinja pasien dan dapat terus menular hingga beberapa waktu setelahnya. Oleh karena itu, pengelolaan kebersihan dan sanitasi selama masa ini sangat penting untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
3. Gejala Hepatitis A
Gejala Hepatitis A dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Beberapa gejala awal yang sering muncul adalah demam, lemas, mual, diare, nyeri perut, dan kehilangan nafsu makan. Pada tahap lebih lanjut, penderita dapat mengalami kulit dan mata menguning (ikterus). Gejala ini biasanya berlangsung antara dua hingga tiga minggu. Namun, tidak semua orang yang terinfeksi menunjukkan gejala. Pada anak-anak di bawah usia enam tahun, infeksi sering kali terjadi tanpa gejala yang jelas.
Hepatitis A umumnya adalah penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya (self-limiting disease). Setelah sembuh, tubuh akan membentuk antibodi yang memberikan perlindungan seumur hidup terhadap infeksi ulang. Meski demikian, pada sebagian kecil kasus, Hepatitis A dapat berkembang menjadi hepatitis fulminan, yaitu kondisi gagal hati akut yang dapat berujung pada kematian. Oleh karena itu, meskipun penyakit ini sering dianggap ringan, pencegahan dan pengelolaan yang tepat tetap penting.
4. Siapa saja yang berisiko?
Orang yang tidak pernah divaksinasi atau belum terinfeksi sebelumnya berisiko terkena infeksi virus hepatitis A. Di daerah dengan tingkat penyebaran virus yang tinggi (endemisitas tinggi), sebagian besar infeksi hepatitis A terjadi pada masa kanak-kanak. Beberapa faktor risiko meliputi:
-
- Sanitasi yang buruk.
- Kurangnya akses terhadap air bersih yang aman.
- Tinggal bersama orang yang terinfeksi.
- Menjadi pasangan seksual dari seseorang yang sedang mengalami infeksi hepatitis A akut.
- Penggunaan obat-obatan terlarang.
- Aktivitas seksual sesama jenis.
- Perjalanan ke daerah dengan tingkat endemisitas tinggi tanpa vaksinasi.
- Pasien Immunocompromised (Pasien yang memiliki kekebalan tubuh lemah).
- Pasien dengan penyakit hati atau sedang menjalani transplantasi hati.
- Pekerja yang dalam lingkungan atau aktivitas pekerjaannya memiliki risiko lebih tinggi terpapar virus Hepatitis A.
- Pasien dengan kelainan pembekuan darah.
- Mereka yang memiliki faktor-faktor risiko ini lebih rentan untuk terinfeksi hepatitis A, sehingga disarankan untuk berhati-hati dan melakukan pencegahan yang tepat.
5. Pencegahan Hepatitis A (Spesifik dan Non Spesifik)
Saat ini, tidak ada pengobatan khusus untuk hepatitis A, hanya perawatan untuk membantu meringankan gejalanya. Oleh karena itu, pencegahan menjadi sangat penting, terdapat dua pencegahan dalam mencegah Hepatitis A yaitu:
-
- Spesifik: Melalui imunisasi atau vaksinasi Hepatitis A dengan dosis yang sesuai.
- Non Spesifik: Gerakan cuci tangan yang benar, pengolahan makanan yang bersih, menjaga kebersihan alat dapur, memisahkan makanan matang dan mentah, penggunaan air bersih, memasak makanan hingga matang, hingga menyimpan makanan pada suhu aman.
6. Dosis Vaksinasi
BALITA DAN ANAK-ANAK | DEWASA > 18 TAHUN |
Diberikan mulai usia 12 bulan, dengan dosis kedua diberikan pada rentang 6 sampai 36 bulan setelah dosis pertama. | Dapat diberikan 2 dosis, dengan dosis kedua diberikan pada rentang pemberian 6 sampai 12 bulan setelah dosis pertama. |
7. Efek samping
Efek samping vaksin hepatitis A biasanya ringan, termasuk nyeri selintas, rasa panas di tempat injeksi (eritema), dan indurasi pada tempat penyuntikan. Efek lain yang jarang termasuk demam, malaise (lemas), rasa lelah, sakit kepala, mual, diare dan hilangnya selera makan.
Yuk, lakukan vaksinasi segera!
Vaksinasi sangat penting untuk mencegah penyebaran virus hepatitis A yang dapat menyebabkan kerusakan hati yang serius. Mendapatkan vaksinasi dapat mengurangi risiko infeksi, terutama jika Anda tinggal di daerah dengan kebersihan yang buruk atau berencana bepergian ke daerah rentan hepatitis A. Kunjungi Kimia Farma Laboratorium & Klinik terdekat untuk mendapatkan vaksinasi. Vaksin hepatitis A aman, efektif, dan memberikan perlindungan jangka panjang untuk membantu Anda tetap sehat dan mencegah penyebaran penyakit kepada orang lain.
References:
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015, December 16). Mengenal Hepatitis.
- Laila, N. H., Mahkota, R., Sariwati, E., & Setiabudi, D. A. (2018). Faktor risiko terjadinya kejadian luar biasa (KLB) hepatitis A di Kabupaten Tangerang tahun 2016. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia, 2(1). https://doi.org/10.7454/epidkes.v2i1.3099
- Nurjannah, & Adisasmita, A. P. (2021). Gambaran epidemiologi hepatitis A berdasarkan data kejadian luar biasa dan data kasus di Kabupaten Bogor tahun 2019. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia, 5(2). https://doi.org/10.7454/epidkes.v5i2.4095
- Universitas Gadjah Mada. (n.d.). Penelitian tentang hepatitis A. Retrieved December 19, 2024, from https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/187534
- World Health Organization. (n.d.). Hepatitis A. Retrieved December 19, 2024, from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hepatitis-a