Artikel
Mengurai Fakta Tuberkulosis dan Perlindungan melalui Vaksin BCG
- Kimia Farma Laboratorium & Klinik

1. BCG VACCINE (Bacillus Calmette-Guérin)
Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guérin) merupakan imunisasi wajib yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan yang bertahap bagi bayi baru lahir hingga anak usia 18 tahun, vaksin ini melindungi diri dari infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis (TB). Tuberkulosis (TB) merupakan infeksi yang menyerang jutaan warga di dunia. Tercatat oleh Global TB Report 2023, Indonesia menduduki peringkat ke-2 dengan laporan kasus TB terbanyak di dunia. Pada tahun 2023 jumlah kasus TB diperkirakan 1.060.000 kasus dan terdapat 17 orang yang meninggal akibat infeksi TBC setiap jamnya. Infeksi TB dibagi menjadi dua jenis, yaitu infeksi TB Paru dan TB Ekstra Paru. TB Paru merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan paru penderita, sedangkan TB Ekstra Paru adalah tuberkulosis yang terjadi pada organ selain paru, seperti: pleura, kelenjar limfe, abdomen, saluran kencing, kulit, sendi, selaput otak dan tulang. Dengan artikel ini mari kita simak lebih lanjut tentang infeksi tuberkulosis.2. Penyebaran Tuberkulosis (TB)
Infeksi tuberkulosis (TB) terjadi ketika seseorang menghirup bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang tersebar di udara, penularan ini umumnya terjadi melalui percikan dahak atau droplet yang dilepaskan penderita TB saat batuk atau bersin tanpa menutup mulut. Dalam satu kali batuk, penderita dapat melepaskan sekitar 3.000 percikan dahak yang mengandung hingga 3.500 bakteri TB. Sementara itu, satu kali bersin berpotensi menyebarkan antara 4.500 hingga 1.000.000 bakteri ke udara. Setelah terhirup, bakteri ini akan masuk ke sistem pernapasan, menetap di paru-paru dan berpotensi menyebar ke organ tubuh lainnya. Sistem kekebalan tubuh akan merespons keberadaan bakteri ini dalam rentang waktu sekitar 6 hingga 14 minggu setelah infeksi pertama kali terjadi. Jika sistem imun mampu mengendalikan bakteri, infeksi bisa tetap bertahan hidup dalam kondisi tidak aktif dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala. Namun, jika kekebalan tubuh melemah, bakteri dapat berkembang biak dan menyebabkan penyakit TB kembali aktif.3. Gejala dan Diagnosis Tuberkulosis (TB)
Gejala utama tuberkulosis (TB) pada dewasa meliputi batuk 2 minggu atau lebih yang dapat disertai dahak atau darah, nyeri dada, tubuh terasa lemah, penurunan berat badan, demam, serta keringat malam hari. Penyakit ini umumnya menyerang paru-paru, menyebabkan kerusakan serius tidak hanya pada organ tersebut tetapi juga berpotensi menyebar ke bagian tubuh lainnya. Meskipun demikian, TB merupakan penyakit yang dapat disembuhkan dan dicegah. Sebagian besar penderita TB memiliki peluang besar untuk sembuh, asalkan didiagnosis dengan cepat dan akurat serta mendapatkan pengobatan yang tepat dan dikonsumsi sesuai anjuran medis. Tanpa penanganan yang memadai, sekitar dua pertiga dari penderita TB aktif berisiko mengalami komplikasi berat hingga kematian. Umumnya, pada anak-anak gejala TB meliputi batuk 2 minggu atau lebih, munculnya benjolan di leher, nafsu makan yang berkurang serta berat badan yang tidak kunjung naik maupun terus menurun. Diagnosis tuberkulosis dapat dilakukan melalui berbagai cara yaitu dengan:- Tes darah TB (Interferon Gamma Release Assay/IGRA) untuk anak dan dewasa.
- Tes kulit TB (Mantoux Tuberculin Skin Test/TST) untuk anak.
- Tes dahak (mikroskopis dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen untuk mendeteksi bakteri TBC).
4. Pencegahan dan Pengobatan Tuberkulosis
Tuberkulosis merupakan infeksi yang dapat disembuhkan dan dicegah melalui vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Guérin). Individu yang sudah terinfeksi dapat disembuhkan dengan mengkonsumsi secara rutin antibiotik OAT (Obat Anti Tuberkulosis) dengan jangka waktu yang lama sekitar 6 sampai 9 bulan, obat ini meliputi empat jenis obat utama yaitu: isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol. Selain itu gaya hidup sehat dan makanan yang bergizi juga dapat meninjau pencegahan infeksi TB seperti mencuci tangan dengan sabun, konsumsi makanan yang bergizi seimbang, olahraga secara rutin, memastikan rumah mendapat sinar matahari dan udara segar yang cukup dengan membuka pintu dan jendela setiap pagi agar sirkulasi udara terjaga dengan baik, menggunakan masker saat menjumpai orang dengan gejala TBC, serta bagi pasien yang mengetahui atau sedang menjalankan pengobatan OAT pada tahap awal diharapkan dapat menerapkan etika batuk yang benar.5. Vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Guérin)
Vaksin BCG sebagai imunisasi nasional dapat diberikan kepada bayi saat baru lahir, vaksin BCG disuntikkan intrakutan segera setelah bayi lahir hingga kurang dari 1 bulan. Jika bayi lahir dari ibu dengan TB aktif maka BCG ditunda hingga terbukti bayi tidak terinfeksi. Bayi usia 3 bulan atau lebih, vaksinasi harus dengan uji tuberkulin negatif. Vaksin ini telah menjadi bagian dari program imunisasi WHO sejak tahun 1960-an. Vaksin ini dibuat menggunakan bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang dilemahkan. Secara umum, vaksin BCG tidak dianjurkan diberikan kepada orang dewasa, tetapi dapat dipertimbangkan untuk pekerja di bidang kesehatan yang sering menangani kasus berbagai macam obat yang resisten terhadap TB.6. Siapa yang Tidak Boleh Mendapatkan Vaksin BCG?
Vaksin BCG tidak boleh diberikan kepada individu yang terdapat pada ciri-ciri berikut:- Pernah mengidap penyakit TB atau sedang dalam pengobatan TB.
- Sedang hamil dan kemungkinan akan hamil.
- Sedang menjalankan pengobatan kanker atau kondisi parah lainnya yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.
- Individu yang sudah dinyatakan positif HIV.
- Bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg.
- Bayi baru lahir dilahirkan oleh seorang ibu yang positif HIV dan hasil HIV anak belum diketahui.
- Individu yang telah menerima vaksin lain dalam 4 minggu terakhir.
- Individu yang sedang sakit,demam atau memiliki penyakit yang parah.
7. Dosis Vaksinasi
Dokter Anak Indonesia (IDAI) 2020 merekomendasikan vaksin BCG diberikan segera setelah lahir atau sebelum bayi berusia 1 bulan. Jika bayi sudah berusia 3 bulan atau lebih, vaksinasi hanya dilakukan setelah hasil uji tuberkulin negatif. Vaksin diberikan dengan dosis:- Bayi di bawah 1 tahun: 0,05 mL.
- Anak usia 1–18 tahun: 0,1 mL.
- Metode penyuntikan: Intrakutan (di bawah kulit).
- Catatan: Area suntikan tidak boleh dibersihkan dengan antiseptik seperti alkohol sebelum atau sesudah vaksinasi.
8. Efek Samping
Umumnya efek samping vaksin BCG sangat jarang terjadi, namun beberapa kasus mengalami efek samping demam sementara dan pembengkakan kelenjar di ketiak atau leher yang biasanya sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus apa pun. Reaksi lainnya yang sangat jarang terjadi ialah Osteitis atau radang tulang, bekas luka menyerupai keloid, dan reaksi alergi parah tiba-tiba.References:
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2024). Cegah dan obati TB dengan terapi pencegahan tuberkulosis. Retrieved from https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20240325/4945138/cegah-dan-obati-tb-dengan-terapi-pencegahan-tuberkulosis/
- KNCV Tuberculosis Foundation. (n.d.). About TB. Retrieved from https://www.kncvtbc.org/en/about-tb/
- Queensland Health. (2017). Vaksinasi BCG – Bahasa Indonesia. Retrieved from https://www.health.qld.gov.au/__data/assets/pdf_file/0029/637616/bcg-indonesian.pdf
- Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia. (2021). Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis (PNPK) – Revisi. Retrieved from https://www.tbindonesia.or.id/wp-content/uploads/2021/06/UMUM_PNPK_revisi.pdf
- Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia. (2024). Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2024: Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis (GIAT). Retrieved from https://www.tbindonesia.or.id/peringatan-hari-tuberkulosis-sedunia-2024-gerakan-indonesia-akhiri-tuberkulosis-giat/
- World Health Organization. (n.d.). Tuberculosis. Retrieved from https://www.who.int/health-topics/tuberculosis#tab=tab_1