Artikel
Rotavirus: Memahami Penyebab Utama Diare pada Anak dan Strategi Pencegahannya
- Kimia Farma Laboratorium & Klinik

Di Indonesia, Rotavirus menjadi fokus kesehatan masyarakat karena dampaknya yang signifikan pada anak-anak, terutama yang berusia di bawah dua tahun. Penyakit ini tidak hanya berdampak pada kesehatan tetapi juga mempengaruhi tumbuh kembang anak. Gejala diare yang diakibatkan rotavirus dapat berisiko menyebabkan dehidrasi dan berpotensi menyebabkan stunting jika terjadi dalam jangka waktu yang panjang.
1. Apa Itu Rotavirus?
Rotavirus menyebabkan infeksi akut yang ditandai dengan diare cair, frekuensi lebih dari Tiga Kali dalam sehari dan muntah. Infeksi rotavirus terjadi karena sifat rotavirus mudah menempel dan bertahan lama pada permukaan benda di lingkungan sekitar anak. Apalagi jika mengingat bayi dan balita kerap memasukkan benda ke dalam mulutnya. Di sisi lain, sistem kekebalan tubuh bayi dan balita belum berkembang sempurna. Virus ini menyebar melalui rute fecal-oral dan dapat dengan cepat menyebabkan dehidrasi yang parah terutama di antara anak-anak yang sangat muda.2. Gejala Klinis Rotavirus
Infeksi rotavirus biasanya dimulai dengan gejala yang muncul sekitar dua hari setelah paparan, meliputi:- Diare berair parah, yang bisa berlangsung dari 3 hingga 8 hari.
- Muntah yang intens.
- Demam tinggi.
- Sakit perut yang hebat.
- Potensi dehidrasi serius, yang dapat mengakibatkan frekuensi buang air kecil yang berkurang, mulut dan tenggorokan yang kering, dan kelelahan.
3. Mitos vs Fakta tentang Rotavirus
Mitos | Fakta |
Rotavirus hanya menyerang bayi dan anak kecil. | Meskipun paling sering terjadi pada anak di bawah lima tahun, rotavirus dapat menyerang usia dewasa dengan kondisi imunitas lemah. |
Rotavirus dapat menular melalui udara. | Penularan rotavirus terjadi melalui rute fecal-oral, bukan udara. |
Gejala rotavirus sama untuk semua orang. | Gejala dapat bervariasi; anak-anak biasanya mengalami diare berat, sementara orang dewasa mungkin lebih ringan. |
4. Dampak Jangka Panjang
Rotavirus diketahui sebagai penyebab utama diare berat yang membutuhkan perawatan inap di rumah sakit dengan kontribusi terhadap 41% hingga 58% dari total kasus di Indonesia. Lebih lanjut, infeksi berulang dalam jangka waktu panjang yang disebabkan oleh virus ini dapat menyebabkan penurunan status gizi anak hingga berpotensi menimbulkan risiko stunting pada anak.5. Strategi Pencegahan Rotavirus
Upaya pencegahan meliputi:- Vaksinasi: Vaksin rotavirus monovalen diteteskan ke dalam mulut diberikan dalam 2 dosis. Pertama pada usia 6-12 minggu. Dosis kedua dengan interval minimal 4 minggu, paling lambat usia 24 minggu. Vaksin rotavirus pentavalen diberikan dalam 3 dosis. Pertama pada usia 6-12 minggu. Interval antar dosis 4-10 minggu dan dosis ketiga paling lambat usia 32 minggu. Khusus untuk program imunisasi nasional rotavirus, maka diberikan dengan jadwal 2, 3, dan 4 bulan. Dosis ketiga diberikan paling lambat pada usia 6 bulan 29 hari. Vaksinasi ini adalah langkah paling efektif dalam mencegah diare berat dan komplikasinya.
- Perbaikan Sanitasi dan Higiene: Meningkatkan sanitasi dan kebersihan pribadi adalah kunci untuk menghindari penyebaran virus. Biasakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
- Edukasi dan Kesadaran: Memberikan informasi kepada orang tua tentang pentingnya vaksinasi dan hygiene dapat drastis mengurangi insiden dan penyebaran.
References:
- UNICEF Indonesia. (2025). Pencanangan Nasional Perluasan Imunisasi Rotavirus RV. UNICEF Indonesia.
- Centers for Disease Control and Prevention. (2025). Acerca del Rotavirus. Centers for Disease Control and Prevention.
- World Health Organization – Western Pacific. (2025). Rotavirus Infections. Geneva: World Health Organization.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Sehat Negeriku. (2025, Agustus 15). Cegah Diare pada Anak dengan Imunisasi Rotavirus RV Secara Gratis. Sehat Negeriku.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Ayo Sehat. (2025). Buku Petunjuk Teknis Pemberian Imunisasi Rotavirus RV. Ayo Sehat.