Artikel
Vaksinasi Dengue: Investasi Kesehatan untuk Produktivitas Optimal
- dr. Rosa Puspita
Setiap penduduk di Indonesia memiliki risiko terjangkit penyakit demam dengue. Terdapat 390 juta infeksi virus dengue per tahunnya dengan 3.9 miliar orang berisiko lebih besar mengalami infeksi ini. Penyakit ini sering menyebabkan demam tinggi, nyeri sendi, maupun gejala flu lainnya. Dalam beberapa kasus, dengue dapat berkembang menjadi bentuk yang lebih parah, yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Sindrom Syok Dengue, yang bisa berakibat fatal. Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat total jumlah kasus DBD di Indonesia sampai pekan ke-33 di tahun 2024 sudah mencapai sebanyak 181.079 kasus dengan 1.079 kematian. Bahkan, angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah keseluruhan kasus sepanjang tahun 2023 yaitu 44.438 kasus DBD dengan 322 kematian. Hal ini memicu perlunya langkah nyata berbagai pihak baik perorangan, pemerintah, ataupun swasta untuk melawan dan mencegah penyakit ini.
Menurunnya Produktivitas
Sebagai negara tropis, Indonesia merupakan tiga negara teratas dunia dengan beban dengue tertinggi. Kebanyakan virus dengue ini mengenai usia produktif yang mana setidaknya 38% kasus muncul pada kelompok usia 15-44 tahun. Salah satu studi kasus di sebuah Perusahaan pada tahun 2018 sampai dengan 2020 menemukan bahwa dalam kurun waktu tersebut terdapat setidaknya empat puluh lima karyawan harus absen selama enam hari kerja saat terinfeksi dengue dengan total masa waktu produktif yang hilang adalah 270 hari. Data-data tersebut jelas menggambarkan bahwa penyakit demam berdarah yang disebabkan oleh virus Dengue mempengaruhi produktivitas bersangkutan. Meningkatnya angka kasus DBD dari tahun ke tahun. Selain mempengaruhi produktivitas, turut pula membawa konsekuensi terhadap beban ekonomi yang harus ditanggung akibat terjangkit penyakit ini. Sebagai sebuah ilustrasi, sebuah perusahaan dengan satu karyawan saja mengalami DBD sedikitnya akan menanggung biaya cuti sakit selama 6 hari sakit, biaya karyawan pengganti selama 6 hari, biaya perawatan medis, hingga biaya evakuasi medis jika memang diperlukan pada area terpencil. Bila terjadi kematian, maka keluarga yang ditinggalkan akan kehilangan sumber penghasilan untuk pembiayaan rutin rumah tangga meskipun perusahaan memberikan jaminan dan santunan kematian.
Vaksinasi Dengue
Mencegah lebih baik daripada mengobati! Pencegahan dan pengendalian dini untuk memutus rantai penularan virus dengue sangatlah diperlukan. Upaya umum yang telah dilakukan adalah melalui pengendalian Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus dengan melaksanakan 3M plus seperti Menguras, Menyikat, Menutup penampungan air, Mendaur ulang barang bekas, serta Memberantas perkembangbiakan nyamuk. Teknologi Wolbachia juga telah diluncurkan oleh Pemerintah menjadi Strategi Nasional Pengendalian Demam Berdarah di Indonesia melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes. Selain itu, Vaksinasi Dengue juga menjadi salah satu program pemerintah dalam melakukan pencegahan dini oleh karena rendahnya sistem kekebalan tubuh dapat meningkatkan potensi penularan virus ini. Vaksinasi Dengue jenis tetravalen dirancang untuk memberikan perlindungan terhadap keempat serotipe virus dengue (DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4). Walaupun anak-anak juga memiliki risiko, namun kelompok dewasa sering kali lebih rentan terhadap bentuk parah penyakit ini dan berakibat fatal. Vaksin jenis ini diberikan sebanyak 2 dosis dengan selang waktu 3 bulan antara suntikan pertama dan kedua. Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh melalui vaksinasi Dengue antara lain:
- Pencegahan Infeksi: Vaksinasi dapat secara signifikan mengurangi risiko terjadinya infeksi dengue, terutama di daerah dengan kejadian tinggi.
- Mengurangi Komplikasi Serius: Vaksinasi dapat mencegah perkembangan infeksi dengue parah, sehingga penting untuk individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang memiliki risiko tinggi.
- Perlindungan Jangka Panjang: Beberapa vaksin dirancang untuk memberikan perlindungan yang bertahan lama, sehingga mengurangi frekuensi infeksi dalam jangka panjang.
Analisa Biaya Vaksinasi dan Biaya Pengobatan
Vaksinasi diyakini dapat menekan jumlah biaya pengobatan DBD per tahunnya. Di Indonesia, biaya pengobatan DBD yang ditanggung per tahunnya mencapai 907 Juta atau setara dengan 4.5 juta per orang karyawan per tahun, sedangkan biaya vaksinasi DBD sebanyak dua dosis hanya sekitar 900 ribuan. Dengan kata lain, biaya pengobatan 1 pasien DBD setara dengan biaya vaksinasi dengue untuk 5 orang, sehingga total biaya pengobatan DBD 1 tahun sama dengan biaya vaksinasi dengue untuk 1008 orang. Untuk itulah, dapat dikatakan bahwa vaksinasi Dengue merupakan langkah investasi kesehatan dengan biaya efektif untuk pencegahan DBD yang tidak hanya menjadi tanggung jawab perorangan, pemerintah, namun pula melibatkan pihak swasta.
Referensi:
- IPSOS. (2022). Final Report of Value Message of Dengue Vaccine Candidate TAK-003.
- Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (n.d.). Dengue.
- Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (n.d.). About Dengue: What You Need to Know.
- PT. Biofarma (Persero). (2022). Kajian Vaksinasi Demam Berdarah Dengue.